Quick ratio atau yang biasa disebut rasio cepat hampir serupa tapi tak sama dengan current ratio atau rasio lancar. Sebagai perbandingan, artikel sebelumnya telah dibahas cara menghitung current ratio perusahaan dapat menjadi landasan untuk mengetahui perbedaan diantara keduanya. Tujuan menghitung quick ratio adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang jangka pendeknya dalam suatu periode tertentu, tetapi di luar item "persediaan". Apa yang dimaksud persediaan? Persediaan merupakan aktiva perusahaan yang menempati posisi penting dalam suatu perusahaan, seperti pos-pos aktiva yang dimiliki untuk dijual dalam operasi bisnis normal atau barang yang akan digunakan dalam membuat barang yang akan dijual. Ciri khusus quick ratio dibanding rasio likuiditas lainnya adalah hanya menghitung kas dan setara kas dengan mengabaikan item yang tidak dapat dengan cepat diubah menjadi uang tunai.
Persamaan rumus Quick rasio atau rasio cepat adalah
Quick ratio = (Total Aset Lancar - Persediaan) : Total Hutang Lancar
Contoh laporan keuangan yang akan di hitung quick ratio nya adalah milik PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA), dalam laporan keuangan tahunan periode 2020, Item yang akan di highlight dalam laporan keuangan tersebut adalah total aset lancar, persendiaan dan total liabilitas jangka pendek.
Dari laporan posisi keuangan tahunan PT Prodia periode 2020, ditemukan bahwa total aset lancar sebesar Rp. 1.360.012.000.000, lalu item persediaannya sebesar Rp. 68.199.000.000
Total liabilitas jangka pendek atau total hutang lancar PT Prodia tahun 2020 adalah sebesar Rp. 210.155.000.000. Setelah mendapatkan keseluruhan data yang diperlukan, maka dapat dituliskan persamaan sebagai berikut,
Quick ratio = (Total Aset Lancar - Persediaan) : Total Hutang Lancar
= (1.360.012.000.000-68.199.000.000) : 210.155.000.000
= 6,146
Quick ratio yang didapatkan dari perhitungan laporan keuangan tahunan periode tahun 2020 PT Prodia Widyahusada Tbk adalah 6,146 kali. Dengan hasil seperti ini, dapat diketahui bahwa perusahaan memiliki total aset lancar yang berlebih walaupun setelah dikurangi item persediaan karena rasionya melebihi angka 5. Beberapa sumber mengatakan rasio yang dianggap efisien adalah antara 0,5 sampai 1, ada juga yang mengatakan lebih dari 1 lebih baik. Namun, semakin besar rasio tidak selalu berarti baik, karena dengan hasil rasio yang terlalu tinggi, menandakan perusahaan terkesan konservatif, cenderung tidak efisien dalam memutar aset lancar dan terlalu mengutamakan likuiditas jangka pendeknya dengan cara memperbesar ratio aset lancarnya.
Opmerkingen