Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia akan semakin diramaikan dengan keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir untuk melakukan penawaran publik atau initial public offering (IPO) terhadap badan-badan usaha milik negara dalam berbagai sektor. Tentunya, tujuan perusahaan BUMN melakukan IPO dari segi perusahaan adalah agar perusahaan mendapatkan sumber dana alternatif untuk meningkatkan kinerja perusahaan, selain itu yang juga penting adalah dari sisi investor yaitu agar persaingan atau kompetisi di bursa saham Indonesia semakin sehat dan efisien dengan ramainya badan usaha milik negara ikut melantai di bursa. Dengan persaingan yang ketat dapat menimbulkan teori pasar yang efisien sehingga kinerja dan fundamental perusahaan akan semakin mencerminkan harga dari saham tersebut di masa depan. Masyarakat sebagai investor juga dapat diuntungkan karena semakin berpeluang mendapatkan portofolio investasi yang sustainable untuk long term gain, karena semakin banyak pilihan perusahaan plat merah yang likuid dengan market cap yang besar. Berikut daftar 14 perusahaan milik negara yang berpeluang IPO :
Klaster Energi Minyak dan Gas
PT Pertamina International Shipping
PT Pertamina Geothermal Energi
PT Pertamina Hulu Energi
PT Pembangkit Listrik Tenaga Uap
PT Pertamina Hilir
Klaster Industri Kesehatan
PT Indonesia Healthcare Corporation
PT Bio Farma
Klaster Jasa Keuangan
PT EDC and Payment Gateway
Klaster Industri Pangan Dan Pupuk
PT Pupuk Kalimantan Timur
Klaster Jasa Telekomunikasi dan Media
PT PT Dayamitra Telekomunikasi atau Mitratel
PT Telkom Data Center
Klaster Industri Mineral dan Batu Bara
PT Inalum Operating
PT MIND ID
PT Logam Mulia
Dari 14 daftar perusahaan BUMN yang akan IPO, hanya dua yang berpotensi melantai di bursa tahun 2021 ini. Perusahaan tersebut adalah PT Pertamina Geothermal Energi dan PT Dayamitra Telekomunikasi atau Mitratel. Kedua perusahaan tersebut berada pada sektor yang berbeda, hal ini bisa merupakan strategi yang baik agar tiap perusahaan dengan sektor dan klaster yang sama tidak akan tumpang tindih dalam mendapatkan dana alternatif dari masyarakat di sisa masa perdagangan bursa tahun 2021 ini. Lantas, mana perusahaan BUMN yang terbaik untuk anda pertimbangkan sebagai bagian dari aset keranjang portofolio anda? Karena tentunya investor sudah tahu bahwa perusahaan yang baru IPO, belum memiliki historis laporan keuangan terbuka yang bisa dianalisa, tetapi perusahaan akan memberikan prospektus agar investor dapat memahami keseluruhan visi dan misi serta valuasi perusahaan.
Tentunya hal bijak yang petama adalah memilih sektor yang anda ketahui dan pahami dengan baik, sebagai contoh anda bekerja dalam sektor bidang kesehatan, maka anda bisa mulai mempertimbangkan untuk memilih perusahaan BUMN yang berada dalam klaster industri kesehatan. Hal serupa juga dapat dilakukan jika anda adalah seorang profesional yang lama berkarier di bidang energi, minyak dan gas, maka anda memiliki keuntungan lebih karena lebih memahami industrinya dibanding investor lain yang tidak memiliki wawasan yang sama seperti anda.
Selain itu, prinsip top down analisis juga dapat dilakukan, seperti contohnya memahami teori siklus perekonomian makro. Mengamati bahwa siklus perekonomian negara memiliki siklus yang sering terjadi, garis besarnya seperti siklus perekonomian atu bisnis yaitu pemulihan-peningkatan-puncak-resesi-depresi. Dari hal tersebut kita bisa memetakan sektor mana saja yang merupakan sektor yang dapat berkembang di siklus pemulihan, berkembang di siklus peningkatan dan puncak lalu sektor mana yang tetap bertahan apabila terjadi resesi dan depresi ekonomi.
Keuntungan dari memilih perusahaan BUMN di saat ataupun setelah IPO adalah perusahaan cenderung memiliki GCG atau Good Corporate Governance, jajaran pimpinan manajemen akan lebih terbuka dan transparan dalam melakukan aksi korporasi, perusahaan akan memiliki kinerja lebih baik di masa depan karena juga mendapatkan dukungan pemerintah, dengan market cap yang besar investor asing juga akan ikut meramaikan bursa saham indonesia melalui perusahaan BUMN, sehingga jumlah transaksi perdagangan diharapkan akan meningkat. Keputusan untuk melakukan IPO 14 perusahaan BUMN merupakan keputusan yang tepat untuk memperbaiki kondisi pasar modal Indonesia yang belakangan terlalu ramai dan sibuk dengan terms bandarmologi dan perusahaan-perusahaan IPO yang diduga merupakan perusahaan tanpa tujuan berkinerja baik, sehingga ini merupakan indikasi yang baik bagi dunia investasi pasar modal di Indonesia di masa yang akan mendatang.
Comments